Virus flu baru ini diidentifikasikan pada singa laut-laut di pelabuhan Amerika, yang memiliki potensi untuk menular ke mamalia lain, termasuk manusia.
Pemeriksaan post-mortem dari lima sampel singa lain telah menunjukkan bahwa hewan-hewan tersebut terbunuh karena infeksi flu.
Strain ini erat kaitannya dengan peredaran burung-burung di Amerika Utara sejak tahun 2002. Tapi tidak seperti strain pada burung, strain ini telah beradaptasi untuk hidup dengan mamalia.
Strain H3N8 juga mengembangkan mutasi yang dikenal memudahkan transmisi dan menyebabkan gejala yang lebih parah. Secara khusus, virus ini memiliki kemampuan untuk menargetkan protein yang dikenal sebagai sitokin, yang ditemukan di paru-paru manusia.
Ini dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi berlebihan dan menyerang diri sendiri, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan. Kondisi ini juga dapat menyebabkan paru-paru rentan terhadap pneumonia dan infeksi bakteri.
"Ada kekhawatiran bahwa virus yang bisa menular ke mamalia ini berpindah pada manusia. Kombinasi ini belum kita lihat sebelumnya," jelas Dr Anne Moscona, dari Weill Cornell Medical College di New York City, seperti dilansir Dailymail, Rabu (1/8/2012).
Peringatan ini telah diterbitkan dalam jurnal online American Society for Microbiology, mBio.
Salah satu penyebab kekhawatiran adalah fakta bahwa beberapa ilmuwan telah mempertimbangkan kemungkinan virus flu burung menginfeksi singa laut. Ini menyoroti fakta bahwa pandemi influenza dapat muncul dalam cara yang tak terduga.
"Flu bisa muncul dari mana saja dan kesiapan kita harus jauh lebih baik daripada yang sebelumnya kita perkirakan. Kami harus sangat lincah untuk mengidentifikasi dan memahami potensi risiko yang ditimbulkan oleh virus baru yang muncul dari sumber yang tak terduga," lanjut Dr Moscona.
http://www.jurnaldunia.com/2012/08/setelah-flu-burung-dan-babi-kini-ada.html
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Berkomentar