Dilema Cintaku
Waktu
kemarin kau meyakinkanku untuk bangkit. Kau ulurkan tanganmu dan kau
raih tanganku untuk bisa berdiri lagi. Saat itu aku memang sedang
terluka karena cinta dalam hidupku sedang dilema. Cinta dilema yang
membuatku harus melepaskannya. Aku menangis karena begitu berat
keputusan itu harus kuambil. Namun jika tidak kurasa akan ada seseorang
yang terluka. Aku tak pernah tahu apakah dia mencintai orang yang
kucintai,tapi matanya tak bisa membohongiku meski tak keluar kata secara
pasti dari mulutnya.
Dia
tak pernah tahu bahwa aku mencintai orang yang dia cintai. Dia juga tak
tahu bahwa waktu pernah mempertemukan aku dan orang yang dia cintai
dalam sebuah kisah indah cinta. Namun saat indah itu ada aku masih belum
menyadari bahwa aku mencintainya.
Kini
saat aku menyadari hal itu,dia teman yang cukup dekat denganku ternyata
mencintainya meski tak pernah nyata ia ucapkan. Betapa hancurnya aku
ketika aa dan terlibat dalam dilema cinta ini. Di satu sisi aku
mencintainya disisi lain aku tak ingin menyakiti dia teman yang dekat
denganku. Dan akhirnya aku lepaskan cintaku. Ku pejamkan mataku agar
sejenak ku bisa menghilangkan bayang wajahnya. Namun ternyata bayang
wajah itu tak mau pergi dan tak terasa air mata membanjiri sudut mataku.
Aku menangis…menangis dalam dilema cintaku sendiri. Menangis karena
begitu berat rasanya langkah yang kuambil. Langkah untuk meninggalkan
cinta yang mulai memenuhi tiap ruang hatku.
Saat
aku hancur dalam dilema itu,kau hadir membangkitkanku. Memang tak mudah
aku bangkit tapi kau slalu mencoba lagi dan terus mencoba meyakinkanku
lagi. Tak sia-sia rupanya usahamu,kau mampu membuatku bangkit
perlahan-lahan. Kau memberikan makna cinta meski tersirat. Dan sejak
kehadiranmu rasanya ada angin sejuk alam hidupku. Tiap hari kau selalu
memberi kesan tersendiri yang membuatku begitu nyaman.
Sampai
suatu ketika aku mulai merasakan perubahanmu. Kau seakan bukan orang
yang ku kenal selama ini. Tiada lagi kesan indah di tiap malamku. Kau
pergi tinggalkanku disaat semua hal indah mulai kau tanamkan dalam
sanubariku. Tiakkah engkau mengerti bahwa aku berharap kau akan
mengobati deretan luka batinku yang kurasakan dalam nestapa dilema
cintaku? Tidakkah kau pahami bahwa aku mengharapkan kau menjadi pelita
benderang alam rangkaian cinta nestapaku?
Kini
kau hanya menambah luka lagi dalam hidupku. Ya….kehadiranmu menambah
goresan-goresan luka berdarah di hatiku ini. Bahkan goresan ini adalah
goresan terdalam yang pernah kurasakan.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Berkomentar